Tarot


Tarot: Sebuah Pertanyaan? ( I )

Mungkin semua orang pernah mendengar tentang tarot, namun tak semua orang memahami apa itu tarot. Keberadaan tarot sendiri masih dipertanyakan asal muasalnya, ada yang bilang dulunya berasal dari keluarga kerajaan di Itali atau dari Mesir dipakai para tentara Mamluk, yang jelas dulunya adalah alat permainan biasa layaknya kartu remi. Namun seiring perkembangannya, tarot menjadi sebuah alat yang biasa dijadikan kartu dan media meramal.

Tarot yang kita kenal saat ini dan yang paling populer adalah tipe Raider Waite, tarot ini dibuat oleh Arthur Edward Waite, seorang anggota ordo Golden Dawn dan diilustrasikan oleh Pamela Coleman Smith kedalam 78 gambar yang berbeda, dengan 22 Arcana Mayor dan 56 Arcana Minor. Tarot yang sering disebut RWS (Raider Waite Smith) ini menjadi salah satu tarot paling melegenda dan banyak digunakan hingga saat ini diseluruh belahan dunia, karena ilustrasi nya yang cocok untuk pembacaan sehari-hari tanpa menghilangkan unsur simbolisme dan ilustrasi yang bisa meng-trigger intuisi kita. Deck tarot ini sangat direkomendasikan untuk pemula yang baru akan memulai pembelajaran tarot.
Pada dasarnya tarot adalah media konsultasi yang sangat baik untuk dimanfaatkan dalam analisa dan pembacaan psikologi seseorang. Dan juga sangat efektif untuk kita gunakan untuk problem solving suatu masalah. Kenapa? Karena pada dasarnya tarot bekerja di alam bawah sadar manusia dan seluruh isi alam semesta (unconcious collective mind). Menurut Carl Gustav Jung, pada dasarnya alam nirsadar kolektif manusia terhubungkan semuanya dan juga dengan seisi alam semesta ini, dan itulah acuan dasar bagaimana cara kerja kartu tarot bisa menjabarkan permasalahan-permasalahan anda. Sebetulnya, jika kita mengacu pada teori tersebut dengan kartu remi pun dan dengan media apapun sebetulnya kita bisa membaca hal-hal tersebut. Namun, kelebihan kartu tarot adalah simbolisme dan ilustrasi nya yang memang disesuaikan dengan alam bawah sadar dan archtype yang berulang setiap jamannya. Sehingga pada dasarnya tidak ada yang kita sebut kebetulan. Karena kebetulan yang biasanya anda anggap kebetulan itu hakikatnya memang terjadi karena alam bawah sadar anda tau dan mengarahkan realisasinya hal tersebut.

Terlepas sah atau tidaknya tarot jika dikait-kaitkan dengan agama tertentu yang secara sepihak melarang metode peramalan dan tarot, pada dasarnya tarot adalah gambaran-gambaran alam bawah sadar manusia. Dan apakah alam bawah sadar manusia adalah hal yang dilarang, atau justru sengaja di-tabu-kan, itu justru sangat kontradiksi dengan pemahaman manusia sebagai makhluk sempurna dan dengan segudang potensi yang bisa dan semestinya digali untuk perkembangan batiniah manusia itu sendiri.


Tarot: Sebuah Pertanyaan? ( II )


Begitu orang-orang berbondong-bondong untuk sebuah pembacaan tarot, yang jadi pertanyaan paling mendasar dan paling sering ditanyakan adalah:
Siapakah jodoh saya? Kapankah saya bertemu jodoh saya? Kapan saya punya pacar?
Apa pekerjaan yang cocok untuk saya? Bagaimana karir saya kedepannya?
- dll-nya

Pertanyaan-pertanyaan tersebut tidaklah salah, dan sangatlah lumrah untuk penanya menanyakan hal-hal tersebut. Namun yang jadi persoalan apakah semua tarot reader bersedia membaca tarot-nya untuk pertanyaan-pertanyaan semacam itu? Jawabannya bisa bersedia, tidak bersedia, atau tidak sanggup. Kenapa? Karena tidak semua tarot reader “senang” dinyatakan sebagai seorang peramal atau fortune teller. Tarot sendiri lebih tepat dikategorikan sebagai divination daripada fortune telling, karena sebetulnya yang dibaca tidak toh masa depan yang pasti terjadi, tapi lebih merupakan peta permasalahan dan pathlife seseorang.
Apakah fair untuk men-judge seseorang dengan kalimat; “Kamu tidak akan memiliki pacar sampai akhir taun!” atau “Melihat penyakit ayahmu, tampaknya dia akan mati bulan depan”. Sangatlah tidak “logis” untuk menyatakan suatu hal, yang sifatnya bisa berubah-ubah tergantung usaha, sama seperti jodoh. Ataupun penanya menanyakan sesuatu yang sifatnya lebih cocok diadakan riset dibandingkan menanyakan kepada tarot, contohnya adalah menanyakan pekerjaan yang cocok bagi orang tersebut. Saya pribadi, sebagai seorang pembaca tarot, sering menemukan pertanyaan yang sifatnya seperti yang tadi disebutkan diatas, dan jujur saja saya sangatlah malas untuk menjawabnya, tentunya dengan segudang rasa maklum yang muncul di nurani saya. Saya menganggap itu adalah hal yang wajar karena minimnya pengetahuan masyarakat umum terhadap tarot itu sendiri. Gaya saya pribadi dalam membaca tarot lebih mengarah kepada sebuah problem solving dari sebuah masalah dan pertanyaan yang diajukan, karena menurut hemat saya, itu lebih rasional dibandingkan membaca masa depan yang bisa dikatakan masih bisa berubah dan dipengaruhi masa sekarang. Bagi saya pribadi, tarot lebih cocok untuk membantu seseorang dalam menyelesaikan masalahnya, bukan menyatakan suatu kepastian hasil dari suatu masalah. Karena manusia adalah makhluk yang memiliki kemampuan untuk merubah nasibnya dan selalu memiliki pilihan dalam hidupnya

Janganlah anda-anda sekalian ingin selalu “disuapi” untuk suatu hal, cobalah untuk introspeksi diri sebelum ingin tahu jalan apa yang mesti anda ambil dan janganlah takut untuk mengambil suatu jalan sebelum benar-benar mencobanya.

Jika anda menganggap tarot dapat membaca 100% hasil suatu pekerjaan yang belum sama sekali anda kerjakan, jika anda menganggap masa depan adalah suatu kepastian yang bisa dibaca dan ditentukan sebelum anda mengetahuinya, untuk apa anda capek-capek hidup dengan berbagai macam pilihan? Jadilah pribadi yang mandiri untuk menentukan apa yang harus anda lakukan saat ini agar bisa menjadi sebuah masa depan yang lebih baik.